Dunia saat ini sedang menghadapi penurunan cadangan energi tak terbarukan yang berasal dari pertambangan minyak. Penurunan cadangan minyak bumi menjadi masalah serius karena kenaikan konsumsi bahan bakar minyak dan terjadinya krisis politik, sehingga kecenderungan kenaikan harga minyak tak terelakkan. Biofuel telah menarik perhatian dunia karena selain meningkatkan diversifikasi sumber energi juga tidak berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca.
Biomassa lignoselulosa tebu merupakan bahan baku berpotensi untuk produksi bioetanol dan konversi energi termal. Manfaat penggunaan biomassa lignoselulosa terhadap lingkungan adalah positif karena mampu mengurangi efek rumah kaca dan meningkatkan penyerapan karbon. Ketersediaan biomassa atau lignoselulosa yang melimpah di Indonesia menjadi suatu tantangan khusus seiring dengan mendesaknya kebutuhan akan energi alternatif pengganti minyak bumi. Produk samping tebu yang biasa dianggap sebagai limbah industri gula, baik yang berupa bagas tebu atau daun klentekan tebu, berpotensi sebagai bahan baku dalam produksi bioetanol.
Seiring dengan meningkatnya produktivitas biomassa lignoselulosa, penelitian tentang pemuliaan tanaman harus fokus pada modifikasi komposisi serat tebu yang tinggi. Bahan baku dengan kadar lignin yang rendah akan berpotensi mengurangi kesulitan dan biaya dalam proses pretreatment.
- Dwi
- info teknologi
- Dilihat: 45556
Selengkapnya: Produk Samping Tebu Sebagai Energi Terbarukan Bioetanol