Karakteristik Inovasi Teknologi
Teknik pengendalian serangga hama utama kapas yang dikembangkan yaitu pendekatan pengendalian hama terpadu (PHT) yang penekanannya adalah penerapan metode pengendalian non-kimiawi melalui peningkatan peran musuh alami. Peningkatan peran musuh alami dilakukan dengan pelestarian dan pemanfaatan agens hayati. Teknologi PHT kapas terdiri dari penggunaan varietas yang relatif tahan terhadap Amrasca biguttula (varietas seri Kanesia), perlakuan benih dengan insektisida yang bersifat sistemik, aplikasi mulsa, pemantauan populasi hama, penerapan konsep ambang kendali, dan penggunaan insektisida botani ekstrak biji mimba (EBM).
Keunggulan / Nilai Tambah Inovasi
Penerapan teknologi PHT kapas dapat menghemat biaya pengendalian hama sebesar Rp. 500.000,-/ha/musim. Pengurangan penggunaan insektisida kimia berakibat positif terhadap lingkungan, yaitu mengurangi pencemaran air, tanah, dan udara dari bahan kimia yang bersifat toksik.
Teknik pengendalian serangga hama utama kapas yang dikembangkan yaitu pendekatan pengendalian hama terpadu (PHT) yang penekanannya adalah penerapan metode pengendalian non-kimiawi melalui peningkatan peran musuh alami. Peningkatan peran musuh alami dilakukan dengan pelestarian dan pemanfaatan agens hayati. Teknologi PHT kapas terdiri dari penggunaan varietas yang relatif tahan terhadap Amrasca biguttula (varietas seri Kanesia), perlakuan benih dengan insektisida yang bersifat sistemik, aplikasi mulsa, pemantauan populasi hama, penerapan konsep ambang kendali, dan penggunaan insektisida botani ekstrak biji mimba (EBM).
Keunggulan / Nilai Tambah Inovasi
Penerapan teknologi PHT kapas dapat menghemat biaya pengendalian hama sebesar Rp. 500.000,-/ha/musim. Pengurangan penggunaan insektisida kimia berakibat positif terhadap lingkungan, yaitu mengurangi pencemaran air, tanah, dan udara dari bahan kimia yang bersifat toksik.
Cara Penggunaan Inovasi
- Perlakuan benih dengan insektisida sistemik berbahan aktif imidachloprit dengan dosis 10 mg/kg benih dilakukan sebelum tanam.
- Aplikasi mulsa dari sisa tanaman sebelumnya berupa jerami padi atau daun/batang jagung dilakukan secara menyebar pada permukaan tanah atau secara berlajur pada barisan tanaman.
- Penerapan konsep ambang kendali penggerek buah dengan memperhitungkan keberadaan musuh alami:
-
- Ambang kendali penggerek buah: 4 tanaman terinfestasi larva dari 25 tanaman yang diamati. Jumlah tanaman yang terinfestasi dikurangi 1 jika ditemukan 8 ekor musuh alami (laba-laba, Kumbang Kubah, Kepik Mirid, semut, dll.) dan kelipatannya.
- Penggunaan insektisida botani ekstrak biji mimba (EBM) sebagai substitusi insektisida kimia sintetis yang diaplikasikan dengan penyemprotan pada tanaman.
![]() |
![]() |
Aplikasi mulsa/sisa tanaman secara berjalur |
Aplikasi mulsa jerami secara merata |
![]() |
![]() |
Pemantauan populasi hama dan musuh alaminya |
Insektisida botani EBM |